Sungguh Memilukan, Tak Ada Sahur di Somalia

Persoalan huru-hara politik yang ditingkahi bahaya kelaparan dan perompakan selama bulan suci Ramadhan tahun ini di Somalia sungguh menekan masyarakat. Negeri di tanduk Afrika yang berpenduduk mayoritas Muslim itu mengalami kelangkaan barang-barang kebutuhan pokok. Negara-engara anggota Liga Arab yang juga berpenduduk mayoritas Muslim tidak berdaya akibat perang saudara dan kekeringan.



"Sungguh amat memilukan, banyak Muslim Somaliaberpuasa tanpa sahur (makan menjelang fajar) akibat kekurangan pangan," tulis wartawati Mesir, Noha Radwan, di harian Al Anba, Kamis (4/8/2011).

Berbeda dengan tahun sebelumnya, dalam bulan Ramadhan kali ini tidak ada makanan yang bertebar menjelang berbuka di pasar-pasar, di jalan-jalan, dan di seputar tempat ibadah. Yang ada adalah penderitaan, kekurangan pangan yang makin mencemaskan. Banyak anak meninggal tiap hari akibat kekurangan gizi dan kelaparan.

Sekretaris Jenderal Liga Arab, Nabil Al Araby, menyatakan keprihatinannya dan telah mengimbau Liga Arab untuk memberi bantuan kemanusiaan kepada rakyat Somalia. Hal serupa disampaikan Sekjen Organisasi Konferensi Islam, Ekmeleddin Ihsanoglu.

Wakil Sekjen PBB Bidang Kemanusiaan, Valerie Amos, menilai kelaparan Somalia bisa menyebar luas jika masyarakat internasional tidak membantu. Sifat bantuannya darurat, segera! Komunitas internasional harus segera memberikan dana yang diperlukan untuk merespon krisis yang kini telah menewaskan puluhan ribu orang itu.

Sebelumnya, Badan Kemanusiaan PBB mengumumkan bahaya kelaparan telah meluas dari dua ke tiga daerah di Somalia. Kekeringan sebagai salah satu pemicu kelaparan, kini telah menyebar ke negara-negara jiran Somaliaseperti Kenya, Ethiopia dan Djibouti. Di ketiga negara itu diperkirakan 12,4 juta orang memerlukan bantuan kemanusiaan krusial selama 60 tahun. {international.kompas.com}